Rabu, 22 Oktober 2008

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS (SESI 6)

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS (SESI 6)

• Literatur dimaksud bisa dari jurnal, buku, text database, tesis orang lain, disertasi doktor, paper, skripsi, makalah seminar dll)
• Untuk mengarahkan peneliti dalam memperoleh perspektif ilmiah yang menajdi alndasan pengembangan hipotesis.
• Untuk menghindari kemungkinan duplikasi dalam metode pengumpulan dan pengolahan data.
• Mengarahkan argumentasi penggunaan metode pengumpulan dan pengolahan data penelitian sekarang kaitannya dengan penelitian sebelumnya.
• Untuk melakukan konfirmasi terhadap teori-teori atau temuan-temuan sebelumnya.
• Untuk menemukan keterbatasan penelitian terdahulu dan kemudian memperbaiki pada penelitian saat ini.

Faktor-Faktor Yang dipertimbangkan Dalam telaah Literatur/riset terdahulu:
• Harus membahas identifikasi variabel-variabel yang relevan dengan masalah penelitian
• Harus menyatakan sifat dan arah hubungan atau perbedaan antara dua atu lebih variabel yang diteliti.
• Menjelaskan hubungan atau perbedaan antara variabel yang divisualisasikan dalam diagram.
• Menjelaskan perspektif yang menajdi landasan dalam pengembangan hipotesis berdasarkan temuan-temuan riset sebelumnya.

Rumusan Hipotesis
Kriteria Hipotesis yang baik adalah:
1. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.
2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.
3. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya.

Format Hipotesis
1. Pernyataan “Jika – Maka “
2. Hipotesis Nol Dan Alternatif
3. Hipotesis Directional Dan Non Directional

Pernyataan “Jika- Maka’
Contoh:
Jika Pegawai Mengalami Tekanan Dalam Bekerja Yang Lebih Rendah, Maka Mereka Akan Memperoleh Kepuasan Kerja Yang Lebih Tinggi.

Hipotesis Nol Dan Alternatif
Contoh:
Ho= Tidak Ada Pengaruh Signifikan Kenaikan Gaji Terhadap Kinerja Pegawai
Ha = Ada Pengaruh Signifikan Kenaikan Gaji Terhadap Kinerja Pegawai

Hipotesis Directional Dan Nondirectional
• Hipotesis Directional Adalah Hipotesis Yang Menyatakan Sifat Dan Arah Hubungan Secara Tegas Antara Dua Atau Lebih Variabel. Contoh: Kualitas Pelayanan Jasa Perpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit.
• Hipotesis Nondirectional Adalah Hipotesis Yang Tidak Menyatakan Arah Hubungan Antara Variabel. Hipotesis Ini Digunakan Bila 1). Belum Ada Teori Yang Menajdi Landasan Untuk Menentukan Arah Hubungan Antar Variabel 2). Menurut Riset Terdahulu Ditemukan Belum Ada Kejelasan Hubungan Antar Variabel Yang Diteliti.
Contoh Hipotesis Non Directional
• Ada Hubungan Langsung Variabel Gaya Kepemimpinan Dengan Ketidakpastian Lingkungan Bisnis.

TIPE VARIABEL DAN HIPOTESIS (SESI 5)

TIPE VARIABEL PENELITIAN

Variabel dilihat dari Skala Nilainya
• Variabel kontinu yaitu variabel yang memiliki kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu. Misal Tinggi-sedang, satu sampai dengan 7
• Variabel Kategoris yaitu variabel yang memiliki nilai berdasarkan kategori tertentu (skala nominal) Contoh: Sikap:Baik-buruk,
Dilihat Dari Perlakuannya
• Vaariabel aktif yaitu variabel-variabel yang dimanipulasi untuk keperluan penelitian eksperimen.
• Variabel atribut yaitu variabel yang tidak dapat dimanipulasi untuk keperluan riset, contoh: Intelegensi, sikap,jenis kelamin dsb.
Variabel dilihat dari fungsinya:
• Variabel independen
• Variabel dependen.
• Variabel Moderating
• Variabel Intervening.

Definisi Operasional
• Definisi Operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
• Menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk mengopersionalkan construct sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran cosntruct yang lebih baik.

Teori Dan Penelitian
• Penelitian pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari metode ilmiah, yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.
• Teori merupakan bagian dari ilmu yang memberikan penjelasan mengenai fenomena alam. Karena teori bagian dari ilmu maka memiliki jalinan erat dengan penelitian.
• Penelitian merupakan proses yang sistematis untuk mengembangkan teori.

Posisi dan Peran teori
• Untuk penelitian kuantitatif, teori melandasi perumusan amsalah, pengembangan hipotesis, pengujian data dan pembuatan kesimpulan, sehingga hasilnya bisa dukungan atau penolakan terhadap teori.,
• Dalam penelitian kualitatif, teori merupakan kulminasi dari penelitian kualitatif yang disusun melalui proses pengumpulan data, kategorisasi data dan pengembangan pola atau susunan teori.

PROPOSISI DAN HIPOTESIS
• Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, megenai konsep atau construct yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
• Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut hipotesis.
• hipotesis menyatakan hubungan yang diduga antara dua atau lebih variabel dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris.
• hipotesis dapat diturunkan dari telaah teori maupun riset terdahulu/empiris.


Fungsi Hipotesis
• Menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya.
• Menyatakan variabel-variabel yang perlu diuji secara empiris
• Digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode –metode pengujian data.
• Menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian

DATA DAN CONSTRUCT (SESI 4)

DATA DAN CONSTRUCT (SESI 4)

Reference
J. Supranto, 1997,”Metode Riset”, Edisi Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta


Definisi
Webster New int’l:
“Things known or assume” (Sesuatu yang diketahui atau dianggap)
Diketahui : Merupakan Fakta
Dianggap :
1. Pernyataan tentang sesuatu yang sudah terjadi, akan tetapi belum diketahui kebenarannya (Hipotesis)
2. Pernyataan tentang sesuatu yang belum terjadi, bisa terjadi atau bisa juga tidak terjadi (= Ramalan/Forecasting)

Kegunaan Data
1. Untuk mengetahui / memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan.
contoh: Data tentang keuangan perusahaan, akan menggambarkan kondisi keuangan yang ada dalam perusahaan

1. Untuk membuat keputusan atas persoalan.
Oleh karena masalah ada karena ada penyebabnya, maka memecahkan penyebab masalah merupakan usaha untuk menghilangkan masalah.
ada 3 kegunaan data dalam pengambilan keputusan :
a. Data sebagai dasar penyusunan rencana
b. Data untuk alat kontrol dalam pelaksanaan suatu rencana (Standar)
c. Data untuk dasar evaluasi
Pembagian Data
1. Menurut Sifatnya:
a. Data Kualitatif : Data yang tidak berbentuk angka. Contoh: Jakarta Macet, Bogor Sejuk, penjualan turun.
b. Data Kuantitatif: Data yang berbentuk angka.
2. Menurut Sumber Data
a. Data Internal, menggambarkan kondisi organisasi tersebut.
b. Data Eksternal, menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja organisasi
3. Menurut Cara memperolehnya :
a. Data Primer, Data yang dikumpulkan sendiri oleh peroranga/organisasi langsung melalui objeknya.
b. Data Sekunder, Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi
4. Menurut Waktu Pengumpulan
a. Data Cross Section, Data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu ( at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan paa waktu tersebut. Cross section analisis bersifat statis (Static analysis) oleh karena tidak memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi yang disebabkan adanya perubahan waktu.
b. Data Time Series, Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama peride tersebut.

Konsep - Construct
• Konsep merupakan ekspresi suatu abstraksi yang terbentuk melalui generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena-fenomena.
• Contoh:
– Prestasi akademik merupakan abstraksi dari kemampuan belajar mahasiswa.
• Bobot adalah konsep dari suatu benda yang mempunyai karakteristik berat/ringan.

Tingkatan Abstraksi Konsep
• Tingkat abstraksi konsep tergantung dari mudah atau tidaknya fenomena yang diabstraksikan dapat diidentifikasikan.
• Contoh:
• Tanah adalah konsep aktiva tetap yang berujud dan secara fisik mudah dikenali
• Aktiva Tetap adalah lebih general
• Sehingga aktiva merupakan konsep yang lebih akbstrak daripada tanah.
• Konsep-konsep yang sangat abstrak/lebih abstrak sering disebut construct.

Bagaimana construct dalam riset?
• Construct dalam riset tidak hanya diartikan lebih abstrak, namun juga menyangkut apa yang dipersepsikan orang.
• Contruct dalam riset mempunyai makna yang berbeda dengan konsep sebab construct merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat diamati dari berbagai dimensi.

Contoh Construct Kepuasan Kerja
• Kepuasan kerja merupakan abstraksi dari fenomena psikologis seorang terhadap pekerjaan yang diamati berdasarkan persepsi yang bersangkutan terhadap berbagai dimensi lingkungan pekerjaan yaitu:
• Dimensi Tugas yang dikerjakan, rekan-rekan sekerja, atasannya, kompensasi, promosi karir dll.

• Dimensi-dimensi construct yang tersusun menjadi construct yang lebih abstraks yaitu construct kepuasan kerja.
• Misal dimensi contruct kepuasan terhadap tugas dapat diobservasi berdasarkan tanggapan seseorang mengenai sifat, jenis, kondisi atau hal lain yang ditugaskan misalnya rutinitas tugas, kompelksitas tugas dan sebagainya.

Dengan demikian construct terdiri dari konsep-konsep yang dapat diamati yang selanjutnya untuk keperluan penelitian diukur dengan menggunakan skala pengukuran.
Construct yang diukur dengan skala tertentu selanjutnya menjadi variabel.
Penggunaan Construct
• Dengan mengoperasionalkan construct ke dalam konsep-konsep yang dapat diamati dan diukur menjadi variabel penelitian.
• Menghubungkan construct yang lain menjadi konstruksi teori. Misal: Inovatif dan Kreatif merupakan bagian dari fungsi kepuasan kerja dan prestasi kerja.

MASALAH PENELITIAN (SESI 3)

Masalah Penelitian

• Tahap paling krusial, sebab tujuan akan menjawab permasalahan. Kalau permasalahan tidak jelas , penelitian tidak bisa dilakukan dengan baik.
• Penemuan masalah harus dibarengi dengan pemecahan masalah.
• Proses penemuan masalah: Identifikasi bidang, pemilihan pokok masalah, dan perumusan masalah.

Tipe Masalah Penelitian
• Masalah dalam lingkungan organisasi
• Masalah dalam area tertentu suatu organisasi.
• Persoalan teoritis untuk menjelaskan fakta.
• Peramasalahan yang perlu jawaban empiris.

Kriteria Masalah
• Merupakan Bidang masalah dan topik yang menarik.
• Signifikansi secara teoritis dan praktis.
• Dapat diuji melalui pengumpulan data dan analisis data.
• Sesuai dengan waktu dan biaya.

Sumber Penemuan Masalah
• Kajian teoritis
• Kajian Empiris

Perumusan Masalah
• Rumusan harus jelas dan tegas.
• Tidak ambiguitas
• Mengekspresikan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Kajian Teori Dan Riset Terdahulu
• Teori itu penting sebagai orientasi yang membatasi jumlah fakta yang harus dipelajari.
• Teori memberikan pedoman yang dapat memberikan hasil terbaik.
• Teori memberikan sistem mana yang harus dipakai dalam mengartikan data yang tepat.
• Tori dapat digunakan untuk memprediksi fakta-fakta.

Pengertian Teori
Kumpulan konstruk atau konsep, definisi, dan proposisi yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena.

Tiga Hal pokok Dalam teori
• Elemen teori terdiri dari konstruk, konsep dan proposisi.
• Memberikan gambaran sistematis mengenai fenomena melalui hubungan antar variabel.
• Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi fenomena alam.

Contoh
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
No Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan
1 Promosi 1.Iklan 1. Media iklan no.1
2. Tema Iklan no.2 dst
2.Publisitas 1. frekuensi no.3
2. waktu no.4 dst

ILMU, PENELITIAN DAN KEBENARAN (SESI 2)

SESI 2

Others refferences
• Moh. Nazid Phd., 2005,”Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia.
• Drs. MArzuki,MM.,2002,”Metodologi Riset”, FE UII, Yogyakarta.
• Prof. DR. Suharsimi Arikunto,2006,”Prosedur Penelitian”, PT.Rineka Cipta, Jakarta.

Ilmu, Penelitian dan Kebenaran
• Ilmu,Lahir dari rasa keingintahuan manusia.
• Definisi:
1. Pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum.(Moh. Nazid,2005)
2. Pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis. (Moh. Nazis,2005)
3. Ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progres manusia secara menyeluruh. Termasuk didalamnya pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan terus menerus yang telah menghasilkan kebenaran yang bersifat umum. (J. Maranon,1953)
4. Ilmu bukan saja merupakan himpunan pengetahuan yang sistematis, tetapi juga metodologi. Ilmu telah memebrikan metoda dan sistem, yang mana tanpa ilmu akan merupakan suatu kebutuhan saja(V.A.Tan, 1954).
Sehingga dengan Ilmu :
1. Dapat ditemukan materi-materi alamiah
2. Memberikan rasionalisasi sebagai huku alam.
3. Membentuk kebiasaan.
4. Meningkatkan keterampilan observasi, eksperimentasi, klasifikasi, analisis dan generalisasi
Dan ilmu akan terus berkembang dan membantu kemampuan
membentuk persepsi, dan membantu
Kemampuan berpikir secara logis (Penalaran).


Proses Berpikir
(Suatu refleksi yang teratur dan hati-hati)
• J. Dewey (1933) urutan proses berpikir sebagai berikut :
– Timbul rasa sulit (Sulit adaptasi terhadap alat, mengenal sifat, atau menerangkan hal yang datang tiba-tiba.
– Pendefinisian rasa sulit sebagai PERMASALAHAN.
– Muncul suatu kemungkinan pemecahan, reka-reka, hipotesis, teori sementara.
– Ide pemecahan diuraikan dengan rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan data.
– Menguatkan pembuktian tentnag ide pemecahan dan menyimpulkannya melalui percobaan-percobaan atau keterangan-keterangan.
• Kelly (1930), urutan proses berpikir :
– Timbul rasa sakit
– Pendefinisian rasa sakit
– Mencari pemecahan sementara
– Menambahkan keterangan terhadap pemecahan masalah yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan masalah tersebut benar
– Percobaan / verifikasi eksperimental
– Penilaian terhadap hasil percobaan untuk menerima atau menolok alternatif pemecahan tersebut
– Memberikan pandangan ke depan / gambaran mental tentang situasi yang akan datang, untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.

Kriteria berpikir secara nalar:
1. Ada unsur logis di dalamnya
• Tiap bentuk berpikir mempunyai logikanya sendiri.
• Berpikir secara logis mempunyai konotasi jamak (orang lain dapat menggunakan logikanya, menurut asumsi/persepsi yang lain)
2. Ada unsur analitis
• Kegiatan berpikir itu sendiri merupakan kegiatan analisis
• Sifat analitis merupakan konsekuensi dari adanya pola berpikir tertentu

berpikir secara ilmiah / berpikir ilmiah, berarti:
Melakukan kegiatan analisis dalam menggunakan logika secara ilmiah.
Merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif.

Penelitian
• Kamus webster’s New International :
Adalah penyelidikan yang hati-hati dan terus menerus dalam mencapai fakta dan prinsip-prinsip, penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
• Hillway (1956)
Suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hai-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.

Kaidah atau sifat Berpikir Ilmiah:
1. skeptik. Selalu mempertanyakan suatu kebenaran (teori) yg ada.
2. analitik. Selalu mencari hubungan-hubungan dari sesuatu yg diamati.
3. kritik. Memberikan justifikasi atau penafsiran dan pertimbangan terhadap temuan atau mungkin kesalahan dari hasil kajian sebelumnya.

Pendekatan Berpikir Ilmiah:
1. cara berpikir deduktif. Dari pernyataan (konklusi) yg berlaku secara umum kemudian ditarik konklusi secara khusus.
2. cara berpikir induktif. Utk memperoleh konklusi yg bersifat umum bertolak dari fakta-fakta yg bersifat khusus.

Alat utk mencapai pengetahuan tsb dinamakan syllogisme, atau argumentasi yg terdiri dari 3 proposisi (pernyataan yg menolak/membenarkan suatu keadaan) :
1. premis (asumsi/ dasar argumentasi) mayor atau minor.
2. premis minor.
3. konklusi.

Contoh pola pikir Deduktif:
1. Semua manusia pasti mati (premis mayor).
2. Presiden adalah seorang manusia (premis minor).
3. Jadi, presiden pasti mati juga (konklusi).

Contoh pola pikir Induktif:
1. Desa A di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor).
2. Desa B di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor).
3. Jadi, semua desa di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (konklusi). à (premis mayor)

Ilmiah tidaknya penelitian dpt dilihat dari sistem dan metode yg digunakan. Peneliti harus bersifat obyektif dlm mencari jawaban permasalahan, dan prosedur yg dilakukan harus jelas, sistematis, dan terkontrol.
Beberapa karakteristik dari penelitian ilmiah, yaitu:
1. Objektif. Prosedur harus jelas. Keobyektifan penelitian ilmiah berhubungan erat dengan fakta-fakta dari hasil prediksi sebelumnya.
2. Empiris. Berkaitan erat dengan dunia dan dapat diukur. Kalaupun ada peristiwa abstrak, seyogyanya didefinisikan secara operasional,
3. Sistematis. Terkait dengan penelitian sebelumnya. Harus mengacu studi-studi sebelumnya. àmembantu upaya mengidentifikasi luasnya masalah dan faktor-faktor penting yg relevan dgnn studi. Dlm mengkaji literatur dan pelaksanaannya konsisten dan teratur.
4. Prediktif. Ilmu pengetahuan berhubungan dgn kondisi sekarang dan mendatang. Teori/model digunakan utk meramal perilaku masa mendatang. Suatu teori yg baik memiliki daya prediksi yg tinggi

Kadar ilmiah suatu penelitian dilihat dari segi:
1. kemampuannya memberikan pengertian yg jelas (understanding) tentang masalah yg diteliti,
2. kemampuannya untuk meramalkan (prediction), artinya sampai dimana kesimpulan yg dicapai bila data yg sama ditemukan di tempat lain atau di lain waktu.

Hasil suatu penelitian dapat menjadi ilmu pengetahuan jika temuan penelitian tsb telah disepakati banyak kalangan akademisi.
Karena keterbatasan manusia, pada dasarnya kebenaran ilmiah bersifat relatif karena apa yang dimaksud ”benar” tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Misalnya Benar menurut:
• Peraturan Perundang-undangan dan Hukum yang berlaku,
• Suara Mayoritas dan Minoritas (pemungutan suara di alam demokrasi),
• Makroekonomi vs Mikroekonomi
• Kebudayaan tertentu,
• Kitab-kitab suci, dll

Meskipun kebenaran ilmiah bersifat relatif tapi kita harus yakin bahwa ada kebenaran yg hakiki atau kebenaran mutlak ttg alam semesta ini. Untuk itulah kita perlu ilmu untuk memperoleh kebenaran yg hakiki tsb.

Pendekatan Lainnya
• Metode Positivisme (August Comte; 1798-1857). berpangkal kpd apa yg telah diketahui, yg aktual atau yg positif. Mengabaikan segala uraian atau persoalan di luar yang ada sebagai fakta. à menolak metafisika, shg dlm filsafat ilmu dibatasi hanya pd segala yg tampak atau gejala-gejala saja.
• Metode Kontemplatif mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkannya cenderung akan berbeda-beda. Metode ini mengembangkan suatu kemampuan akal yang disebut intuisi. Pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi ini disebut cara berkontemplasi seperti yang dilakukan oleh para nabi atau Imam Al-Ghozali.
• Reductio ad absordum, yang sering digunakan dalam matematika, mengasumsikan sesuatu salah dulu, kemudian jika sesuatu tersebut setelah dibuktikan ternyata benar maka sesuatu tersebut terbukti benar.

Selasa, 21 Oktober 2008

SESI 11 -16

SESI 11

TATA CARA PENULISAN KUTIPAN

SESI 12

PEMBUATAN PROPOSAL PENELITIAN

(BAB I)

SESI 13 – 16

PRESENTASI PROPOSAL PENELITIAN

Skala Pengukuran (SESI 10)

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kuantitatif peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena penelitian kualitatif peneliti merupakan key instrument.

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, sehingga jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. (Bila variabelnya 5 maka instrumen yang akan digunakan juga 5).

A. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

  1. Skala Likert

Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat danpersepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analsisi kuantitatif, jawaban itu dapat diberi skor (1 – 5 atau disesuaikan dengan kebutuhan).

a. Contoh bentuk checklist

SS Sangat setuju skor 5

ST Setuju skor 4

RG ragu-ragu skor 3

TS Tidak setuju skor 2

STS Sangat Tidak setuju skor 1


Pertanyaan

Jawaban

SS

ST

RG

TS

STS

1

Prosedur kerja yang baru akan segera diterapkan di perusahaan


Ö




2

………………..






Bila kuesioner tersebut diberikan kepada 100 orang, yang jawabannya sebagai berikut :

25 orang menjawab SS

40 orang menjawab ST

5 orang menjawab RG

20 orang menjawab TS

10 orang menjawab STS

Berdasarkan jumlah skor yang telah ditetapkan maka :

Jumlah skor untuk :

25 orang x 5 = 125

40 orang x 4 = 160

5 orang x 3 = 15

20 orang x 2 = 40

10 orang x 1 = 10

Jumlah skor ideak (kriterium) untuk seluruh item adalah :

5 x 100 orang = 500 (SS)

Jumlah skor terendah

1 x 100 orang = 100 (STS)

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap metode kerja baru itu :

(350 : 500) x 100% = 70%




b. Bentuk pilihan ganda

1. ProsedurProsedur kerja yang baru akan segera diterapkan di perusahaan anda?

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak Setuju

e. Sangat tidak setuju

  1. Skala Guttman

Dengan skala ini, akan diperoleh jawaban yang tegas yaitu Ya - Tidak, Benar - Salah dan lain-lain. Penelitian menggunakan skala Gutman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Skala ini dpat pula dibentuk dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. Skor 1 untuk skor tertinggi dan skor 0 untuk terrendah. (Analisa seperti pada skala likert).

Contoh :

1. Apakah anda Setuju dengan kebijakan perusahaan menaikkan harga jual?

a. Setuju b. Tidak Setuju

  1. Semantic Deferential

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak dikanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval dan baisanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.

Responden dapat memberi jawaban pada rentang jawaban yang positif sampai dengan neagtif.

Contoh :

Beri nilai gaya kepemimpinan Manajer anda




Bersahabat

5

4

3

2

1

Tidak Bersahabat

Tepat janji

5

4

3

2

1

Tidak tepat janji

Memberikan kepercayaan pada staf

5

4

3

2

1

Mendominasi staf

  1. Rating Scale

Pada rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala ini responden tidak menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang disediakan, tetapi mejawab salahs atu dari jawaban kuantitatif yang telah disediakan.

Contoh:

Seberapa baik ruang kerja yang ada di perusahaan anda?

Beri jawaban angka :

4 bila tata ruang itu sangat baik

3 bila tata ruang itu cukup baik

2 bila tata ruang itu kurang baik

1 bila tata ruang itu sangat tidak baik

jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia :

No. Item

Pertanyaan tata ruang kantor

Interval jawaban

1

Penataa meja kerja sehingga arus kerja menjadi pendek

4 3 2 1

2

Pencahayaan alam tiap ruangan

4 3 2 1

3

…………….


SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kuantitatif peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena penelitian kualitatif peneliti merupakan key instrument.

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, sehingga jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. (Bila variabelnya 5 maka instrumen yang akan digunakan juga 5).

A. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

  1. Skala Likert

Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat danpersepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analsisi kuantitatif, jawaban itu dapat diberi skor (1 – 5 atau disesuaikan dengan kebutuhan).

a. Contoh bentuk checklist

SS Sangat setuju skor 5

ST Setuju skor 4

RG ragu-ragu skor 3

TS Tidak setuju skor 2

STS Sangat Tidak setuju skor 1


Pertanyaan

Jawaban

SS

ST

RG

TS

STS

1

Prosedur kerja yang baru akan segera diterapkan di perusahaan


Ö




2

………………..






Bila kuesioner tersebut diberikan kepada 100 orang, yang jawabannya sebagai berikut :

25 orang menjawab SS

40 orang menjawab ST

5 orang menjawab RG

20 orang menjawab TS

10 orang menjawab STS

Berdasarkan jumlah skor yang telah ditetapkan maka :

Jumlah skor untuk :

25 orang x 5 = 125

40 orang x 4 = 160

5 orang x 3 = 15

20 orang x 2 = 40

10 orang x 1 = 10

Jumlah skor ideak (kriterium) untuk seluruh item adalah :

5 x 100 orang = 500 (SS)

Jumlah skor terendah

1 x 100 orang = 100 (STS)

Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap metode kerja baru itu :

(350 : 500) x 100% = 70%




b. Bentuk pilihan ganda

1. ProsedurProsedur kerja yang baru akan segera diterapkan di perusahaan anda?

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak Setuju

e. Sangat tidak setuju

  1. Skala Guttman

Dengan skala ini, akan diperoleh jawaban yang tegas yaitu Ya - Tidak, Benar - Salah dan lain-lain. Penelitian menggunakan skala Gutman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Skala ini dpat pula dibentuk dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. Skor 1 untuk skor tertinggi dan skor 0 untuk terrendah. (Analisa seperti pada skala likert).

Contoh :

1. Apakah anda Setuju dengan kebijakan perusahaan menaikkan harga jual?

a. Setuju b. Tidak Setuju

  1. Semantic Deferential

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak dikanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval dan baisanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.

Responden dapat memberi jawaban pada rentang jawaban yang positif sampai dengan neagtif.

Contoh :

Beri nilai gaya kepemimpinan Manajer anda




Bersahabat

5

4

3

2

1

Tidak Bersahabat

Tepat janji

5

4

3

2

1

Tidak tepat janji

Memberikan kepercayaan pada staf

5

4

3

2

1

Mendominasi staf

  1. Rating Scale

Pada rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala ini responden tidak menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang disediakan, tetapi mejawab salahs atu dari jawaban kuantitatif yang telah disediakan.

Contoh:

Seberapa baik ruang kerja yang ada di perusahaan anda?

Beri jawaban angka :

4 bila tata ruang itu sangat baik

3 bila tata ruang itu cukup baik

2 bila tata ruang itu kurang baik

1 bila tata ruang itu sangat tidak baik

jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia :

No. Item

Pertanyaan tata ruang kantor

Interval jawaban

1

Penataa meja kerja sehingga arus kerja menjadi pendek

4 3 2 1

2

Pencahayaan alam tiap ruangan

4 3 2 1

3

…………….


Sumber data (SESI 9)

Menentukan Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden (= orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan). Apabila menggunakan observasi, maka sumber datanya bias berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data.

Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan subyek penelitian, maka dikenal 3 jenis penelitian yaitu :

  1. Penelitian Populasi
  2. Penelitian Sample
  3. Penelitian Kasus.

Populasi dan sample

Populasi adalah :

Wilayah generaliasasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dilihat dari jumlahnya, populasi terbagi 2 bagian :

  1. Jumlah terhingga (terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu)
  2. Jumlah tak hingga ( terdiri dari elemen yang sulit dicari batasannya)

Apabila peneliti ingin mengetahui semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi / studi sensus/ studi populasi. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subyeknya tidak terlalu banyak.

Skema penelitian populasi :

Sampel adalah :

Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Syarat sample : mampu mewakili karakteristik populasi.

Jika kita akan meneliti sebagian dari populasi, kemudian hasil penelitian tersebut dimaksudkan untuk mengenaralisasikannya untuk populasi, maka penelitian tersebut disebut Penelitian sample. Penelitian sample dapat dilakukan apabila keadaan subyek di dalam populasi benar-benar homogen, apabila tidak homogen maka hasil/kesimpulan penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk populasinya.




Beberapa keuntungan jika menggunakan sample :

  1. Subyek lebih sedikit, sehingga tidak ada subyek yang terlewatkan.
  2. Menghindari bias karena subyek yang banyak.
  3. Lebih efisien (waktu, uang dan tenaga)

Teknik Sampling (Pengambilan Sample)

  1. Probability Sampling

Adalah teknik pengambilan sample yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sample.

    1. Simple random sampling

Pengambilan sample dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara ini dilakukan karena anggota populasi homogen.




    1. Proportionate Stratified Random Sampling

Digunakan bila populasi mempunyai anngota / unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latarbelakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai tersebut berstrata.

    1. Disproportionate Stratified Random Sampling

Digunakan manakala populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

    1. Cluster Sampling (Area Sampling)

Digunakan untuk menentukan sample bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik ini dilakukan dengan 2 tahap yaitu :

a. Tahap pertama, menentukan sample daerah

b.Tahap kedua menentukan subyek sample pada daerah tersebut.

  1. Nonprobability Sampling

Adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample.

    1. Sampling sistematis

Pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Contoh bila populasi terdiri dari 100 orang kemudian diberi nomor 1 – 100, kemudian sample diambil berdasarkan nomor ganjil, genap atau urutan tertentu.

    1. Sampling kuota

Menentukan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah/kuota yang diinginkan.

    1. Sampling aksidentak

Penentuan sample berdasarkan kebetulan, yitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample, bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data.

    1. Sampling purposive

Penentuan sample dengan maksud dan pertimbangan tertentu. Contoh : bila akan melakukan penelitian terhadap kualitas makanan, maka sample sumber datanya adalah ahli makanan, ahli gizi dan lain-lain.

    1. Sample jenuh

Penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample, karena populasi relatif kecil / kurang dari 30. (= penelitian sensus).

    1. Snowball sampling

Penentuan sample yang mula-mula jumlahnya kecil, kemdian membesar. Contoh: si A dijadikan sample, kemudian si A menunjuk 2 orang lain sebagai sample, yaitu B dan C, setelah selesai B dan C diminta menunjuk 2 orang lagi. B menunjuk D dan E, sementara C menunjuk F dan G dan seterusnya.